Di era digital saat ini, transaksi ekonomi sudah dilakukan secara online dan tanpa tatap muka. Ketika kita flash back, tentu kita akan berpikir bagaimana cara orang-orang terdahulu dalam bertransaksi dan melakukan aktivitas ekonomi. Sistem ekonomi apa yang mereka gunakan saat itu. Kali ini, Accurate.partners ingin membahas mengenai sistem ekonomi tradisional, bagaimana perbedaannya dengan sistem ekonomi modern seperti sekarang dan dimana sajakah yang masih menerapkannya.
Sistem ekonomi umum ada 4 jenis. Setiap Negara memiliki sistem ekonominya masing-masing dengan menyesuaikan pada cara Negara tersebut mengatur ekonomi dalam negeri. Memang sih, saat ini sangat sulit menemukan Negara yang masih menggunakan sistem ekonomi konvensional, jika ditilik mungkin hanya sebagian masyarakatnya yang masih menggunakan sistem ekonomi ini dalam transaksi bisnis mereka.
Definisi Sistem Ekonomi Tradisional
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengenal dulu apa itu sistem ekonomi tradisional atau konvensional. Pada dasarnya, sistem ekonomi tradisional merupakan suatu sistem ekonomi berlandaskan adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi masyarakat setempat. Karena berakar dari masyarakat, tentu sistem ekonomi ini memiliki faktor yang sangat terbatas.
Uniknya, jika saat ini para pebisnis atau pengusaha dalam berkegiatan ekonomi berorientasi untuk mencari keuntungan. Tetapi dalam penerapan sistem ekonomi tradisional, para pelaku bisnis hanya berorientasi untuk memenuhi kebutuhan harian atau kebutuhan hidup saat itu saja. Bahkan, Pemerintah tidak ikut campur dalam proses ekonomi. Penentuan harga jual, berlaku dengan kesepakatan antar masyarakat yang melakukan transaksi ekonomi.
Produk ekonomi yang dihasilkan masyarakat pun masih terdiri dari hasil alam dan tenaga manusia. Sangat jarang ditemukan produk-produk yang dihasilkan dari proses produksi menggunakan mesin. Semua mengandalkan hasil alam yang benar-benar masih dalam kondisi alamiah.
Transaksi pada sistem ekonomi konvensional pun dilakukan dengan barter atau pertukaran barang. Sehingga dalam proses ini tidak dikenal alat transaksi seperti uang atau emas di zamannya. Bahkan hingga sekarang masih ada beberapa lokasi yang menerapkan sistem ini loh.
Ciri Khas Sistem Ekonomi Konvensional
Pasti Anda penasaran, apa sebenarnya ciri khas dari sistem ekonomi satu ini kan? Simak terus artikel ini sampai selesai, agar Anda bisa mengerti dan memahami lebih lanjut mengenai sistem ekonomi “tanpa uang” dan tanpa cashless seperti sekarang ini. Mungkin sistem ekonomi tradisional sudah tidak digunakan, tapi cara ini masih bisa dipelajari untuk perkembangan sistem ekonomi di masa depan yang sesuai dengan setiap kondisi serta sesuai dengan budaya pada masyarakat itu sendiri.
Kalau Anda ingin tahu bagaimana sistem ekonomi tradisional berjalan, sebenarnya tidak begitu sulit. Karena caranya cukup sederhana, dengan mengamati tata caranya pun Anda bisa tahu bahwa itu adalah sistem ekonomi konvensional.
- Hasil alam seperti perkebunan, pertanian, peternakan dan produk dari tenaga manusia merupakan modal utama.
- Masyarakat hanya memikirkan untuk kebutuan hidup, bukan mencari keuntungan.
- Semua aktivitas produksi hingga penjualan dilakukan oleh satu atau beberapa orang dalam keluarga.
- Proses produksi pun dilakukan secara turun temurun.
- Kegiatan ekonomi dilakukan sesuai tradisi dan budaya masyarakat.
- Hubungan antara penjual dan pembeli bersifat kekeluargaan, sehingga aktivitas ekonomi dilakukan untuk saling tolong menolong.
- Pemerintah tidak ikut campur dalam proses perekonomian. Sehingga tidak ada batas bawah hingga batas atas harga. Karena penentuan sudah berdasarkan kesepakatan antar masyarakat.
- Proses pembayaran tidak menggunakan uang, melainkan melalui sistem barter.
Keuntungan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional memang memiliki keuntungan yang mungkin tidak diperoleh di sistem ekonomi lainnya di dunia ini. Berikut keuntungannya :
- Hubungan antara penjual dan pembeli sangat kuat, karena mereka memiliki sikap gotong royong untuk ketahanan pangan.
- Kegiatan ekonomi dilakukan secara jujur, karena setiap aktivitas jual beli demi memenuhi kebutuhan bukan mencari keuntungan.
- Tidak akan adanya kesenjangan ekonomi, sebab pendapatan cenderung sama rata.
- Sistem ekonomi tradisional tidak pernah ditemukan inflasi, pengangguran, dan PHK.
- Sulit terjadinya persaingan usaha.
- Tidak mengenal unsur untung rugi.
- Masyarakat tidak berasa terbebani dengan kuantitas dan kualitas produk, karena antar penjual dan pembeli mengetahui kondisi daerah masing-masing.
- Tidak mengenal riset pemasaran yang kompleks.
Ada keuntungan tentu ada kekurangan, sebab tidak ada apapun yang sempurna, termasuk sistem ekonomi. Berikut kekurangan sistem ekonomi tradisional:
- Kurangnya kerjasama antar individu
- Sulit menemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan
- Jenis dan jumlah barang sering tidak cukup
- Kuantitas produk sangat rendah
- Kualitas barang sangat rendah sehingga sulit berkembang karena tidak adanya persaingan.
- Tidak adanya kualitas nilai yang baku
- Perkembangan perekonomian sangat lambat, karena keterbatasan produksi.
Nah itulah beberapa hal yang harus Anda ketahui mengenai sistem ekonomi tradisional. Mungkin Anda juga bertanya-tanya. Apakah di zaman modern yang sudah memasuki era cashless society masih ada pasar atau wilayah yang menjalankan sistem ekonomi tradisional dalam aktivitas mereka di Indonesia? Ada, berikut daftarnya.
Pasar yang Masih Menjalankan Sistem Ekonomi Tradisional
Pasar Terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
Kalau Anda jalan-jalan ke Banjarmasin, cobalah untuk sekedar mampir di Pasar Lok Baintan di Kabupaten Banjar, lokasinya hanya sekitar 30-45 menit dari pusat Kota Banjarmasin. Wilayah pasar tidak berada di wilayah Kota Banjarmasin, namun masuk wilayah Kabupaten Banjar. Di pasar ini masih ada sistem barter pada proses jual belinya loh. Uniknya, pasar ini juga disebut sebagai pasar apung. Sebab, para pedagang akan menjajakan dagangannya di atas perahu kecil di tepi sungai. Produk yang mereka jual pun produk hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Pasar Warloka, Kabupaten Manggarai Barat, Flores
Kalau Anda ke Pulau Komodo atau Labuan Bajo, sempatkan mampir ke Pasar Warloka di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Di pasar ini, masih diterapkan sistem barter. Meskipun begitu, disini juga menerima transaksi jual beli dengan uang.
Pasar Warloka tidak selalu ada setiap hari, pasar hanya ada di Selasa mulai dari pukul 06.00-09.00 WITA. Barang yang dijual juga sangat beragam, mulai dari hasil laut, pertanian, perkebunan, kebutuhan memasak, dan pakaian. Bahkan terdapat pula peralatan rumah tangga seperti panci, sepatu, dan sandal.
Pasar Lola, Alor, Nusa tenggara Timur
Di Indonesia bagian Timur, masih terdapat beberapa pasar yang masih menerapkan sistem barter. Jadi kalau Anda tidak punya uang cash, Anda bisa membayar dengan sistem barter. Pasar yang terdapat di pinggir pantai ini merupakan urat nadi ekonomi masyarakat sekitar. Para pedagang juga banyak yang datang menggunakan perahu-perahu kecil loh. Aktivitas di Pasar ini hanya pada hari Kamis dari pagi hingga 10.00.
Pasar Mambunibuni, Distrik Kokas, Fakfak, Papua Barat
Pasar yang berada di Papua Barat ini masih menjaga kearifan lokal dengan mempertahankan sistem barter dalam proses jual beli. Lokasi Pasar terletak di antara lembah dan hulu sungai, masyarakat masih bisa menukar barang disini. Pasar ini menyediakan hasil perkebunan, pertanian, dan hasil laut. Jadi para pedagang akan bertukar sesuai dengan kebutuhan mereka. Pasar hanya ada di hari Sabtu mulai pukul 05.00 WIT.
Uniknya, di pasar ini tidak akan dimulai jika sang kepala pasar belum memberikan komando. Jika sang kepala pasar sudah mengatakan “Hur wa regni biwo in opeh range dewedop opeh rajeh?” (mereka sudah turun dari gunung dan pantai, sudah turun semua apa belum?,” kata sang Kepala Pasar seperti dilansir dari Mongabay.co.id. Kalau masyarakat menyebutkan sudah siap dengan mengatakan “rajeh” (mulai), maka proses jual beli dengan sistem barter sudah diperkenankan.
Nah mungkin itulah sekilas mengenai sistem ekonomi tradisional yang masih berjalan di Indonesia hingga saat ini. Meskipun, Indonesia sudah menganut Sistem ekonomi Pancasila atau demokrasi. Namun, sistem ekonomi tradisional masih cukup melekat di beberapa wilayah Indonesia, mungkin masih banyak pasar-pasar lain yang masih menerapkan sistem konvensional namun tidak terekspose, Anda bisa ceritakan di media sosial Accurate.partners.