Rubah Gayamu
Insight

3 Strategi Adaptasi Bisnis Di New Normal yang perlu Di Adopsi

Emkay Blast Lite

Pandemi Covid-19 telah berlalu 9 bulan, peningkatan masih terus terjadi setiap harinya di Indonesia. Belum ada tanda-tanda grafik penularan menurun. Banyak bisnis yang belum bisa survive di tengah pandemi meskipun Pemerintah telah membuka kehidupan dengan mengusung New Normal, terutama para UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Untuk itu, para pelaku bisnis harus bisa menerapkan strategi adaptasi bisnis di new normal.

Pandemi kali ini cukup memukul berbagai industri. Pengetatan untuk mencegah penularan Covid-19 lebih besar sudah dilakukan oleh Pemerintah, diawal ditemukannya Covid-19 di Indonesia. Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan secara bersama-sama di tempat umum menjadi hanya melakukan aktivitas di rumah sendiri. Baik itu bisnis, pekerjaan, hingga sekolah dilakukan di rumah. Membuat aktivitas ekonomi menurun.

Baca Juga : 12 Daftar Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah sebelum Ada Seruan WFH

Namun setelah tiga bulan berjalan, Pemerintah meminta aktivitas bisa dilakukan kembali dengan mengusung konsep New Normal. Menjadi salah satu kebahagiaan bagi masyarakat terutama pelaku ekonomi, agar masyarakat bisa kembali beraktivitas namun dengan tatanan baru.

Bagaimana pelaku usaha beradaptasi dengan kondisi ini?

Strategi Adaptasi Bisnis Di New Normal

Menghadapi situasi New Normal, banyak bisnis yang harus beradaptasi dengan kondisi yang terjadi. UMKM sebagai salah satu bisnis yang terdampak dan mereka harus berpikir untuk merubah lanskap bisnis. Pelaku UMKM yang selama ini mungkin tidak ‘melek’ teknologi, harus memanfaatkan teknologi demi bisa mempertahankan bisnis.

Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh para pelaku UMKM, agar mereka bisa bertahan di New Normal. Meskipun masih terlalu dini untuk menilai dampak pandemi terhadap UMKM dalam jangka panjang. Tetapi pelaku bisnis harus bisa tetap mempertahankan bisnis hingga melayani pelanggan dengan baik menggunakan berbagai metode.

Meskipun saat ini masih ada beberapa UMKM yang masih harus belajar beradaptasi, bertahan, hingga belajar berkembang dengan teknologi, demi bisa tetap hidup di tengah gempuran Covid-19.

Bagaimana Strategi Adaptasi Bisnis Di New Normal?

Empati

Salah satu agar bisnis Anda tetap menyentuh konsumen, bisnis harus bisa berempati terhadap apa yang terjadi saat ini. Empati bisa dilakukan dengan menemukan ketidaknyamanan dari pihak-pihak yang ada. Anda bisa mulai dari internal terlebih dahulu, dengan memperhatikan para karyawan lalu sebelum memperhatikan konsumen.

Beberapa bisnis besar menunjukan strategi empati mereka untuk beradaptasi di new normal. Berbagai cara mereka lakukan agar bisa tetap terhubung dengan konsumen. Menunjukan sikap empati dengan menyesuaikan pada kondisi yang terjadi.

Bagaimana bentuk empati? Semua bisa disesuaikan dengan bisnis yang Anda miliki. Mungkin Accurate.Partners hanya akan memberikan beberapa contoh saja. Misal, bisnis Anda saat ini bergerak di bidang fashion. Ketika pelanggan membeli, Anda bisa menyelipkan hand sanitizer atau masker sebagai bentuk empati kepada konsumen menghadapi era new normal dalam beraktivitas.

Ini mungkin cara termudah yang bisa Anda lakukan sebagai bentuk empati kepada konsumen. Ada banyak contoh lain yang bisa Anda tiru dan terapkan pada bisnis Anda. Semua bisa disesuaikan dengan bisnis Anda.

Agility

Sejak masuknya era digital, bisnis memang diharuskan untuk bisa lebih lincah dalam melihat segala peluang yang ada. Atau sekedar untuk bisa bertahan di tengah gempuran teknologi digital. Tidak bisa sekedar tinggal diam, tanpa mengikuti zaman. Era disrupsi sedang terjadi, beberapa perusahaan pun akhirnya mengalami disrupsi bisnis yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Bahkan para CEO di Indonesia juga menganggap disrupsi teknologi menjadi risk landscape dunia bisnis.

Disinilah perusahaan dan para stakeholder harus merubah haluan untuk bisa mempertahankan bisnis menjadi lebih baik atau menemukan solusi terbaik untuk bisa bertahan dan berkembang. Lalu, bagaimana dengan UMKM yang tidak memiliki sumber daya mumpuni, setelah digempur dengan digital, kini mereka harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk tetap bertahan dari gempuran Covid-19?

Covid-19 memang menyerang semua lini, tidak hanya mempengaruhi bidang kesehatan melainkan juga ekonomi. Banyak perusahaan yang akhirnya menyerah, mengurangi karyawan hingga memilih tutup dibandingkan harus lanjut beroperasi.

Baca Juga : 7 Tips Meeting Saat New Normal Bersama Konsumen untuk ADP

Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di hampir seluruh dunia. Mereka yang tidak memiliki agility tergerus oleh keadaan. Namun bisnis yang melihat adanya peluang bisa tetap bertahan meskipun di kondisi yang tidak pasti saat ini.

Pengusaha harus mampu segera beradaptasi dengan kondisi sekarang. Mungkin ke depan, bisnis juga sudah harus berubah. Covid-19 mengajarkan adaptasi bisnis di new normal agar bisa tetap bertahan dan survive. Tak perlu takut, jika Anda merasa bisnis masih bisa bertahan, Anda tetap bisa membawa bisnis lebih baik ke depan. Yakinlah, bahwa agility yang Anda lakukan bisa Anda terapkan pada bisnis dan bisnis tetap bisa menjadi tempat untuk mensejahterahkan karyawan dan melayani konsumen.

Innovation

Inovasi menjadi kunci strategi adaptasi bisnis di new normal. Banyak pelaku bisnis yang tidak mencoba berinovasi dan hanya menyalahkan orang lain dengan kondisi yang ada. Kesalahan yang sering terjadi ketika kita ingin melakukan inovasi, tidak cukup anggaran untuk melakukannya.

Membahas mengenai inovasi, ada atau tidaknya Covid-19 bisnis harus selalu melakukan inovasi demi mampu mendapatkan hasil optimal dan bersaing di pasar, baik itu untuk bisnis berskala multinasional, nasional, maupun bisnis UMKM. Inovasi suatu keharusan yang dilakukan pelaku bisnis untuk bisa menghadirkan perbedaan dan layanan terbaik untuk konsumen.

Adaptasi bisnis di new normal membuat beberapa pelaku usaha harus memutar otak mereka. Mereka yang berhasil, tentu sangat bahagia dengan kondisi yang ada. Bahkan beberapa usaha mengalami peningkatan penjualan selama Covid-19 dibandingkan sebelum Covid-19 terjadi. Mereka berhasil melakukan inovasi produk dan layanan dalam memenangi persaingan di pasar.

Darimana inovasi datang? Anda bisa melakukan inovasi berdasarkan data, riset, dan juga feedback konsumen menjadi awal untuk inovasi ke depan. Apa yang terjadi selama pandemi bisa menjadi tolak ukur Anda dalam menciptakan sesuatu yang baru dalam bisnis. Sehingga bisnis bisa lebih maju dan berkembang di tengah pandemi.

Inovasi bukanlah sebuah hambatan bisnis, melainkan suatu cara membawa bisnis kepada arah yang lebih baik. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang memang bisa membawa bisnis kepada arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan Anda.

Dari Mana Mulai Berinovasi?

Darimana Anda mulai? Bisnis UMKM menemukan cara berbeda untuk bersaing melawan arah berbeda. Di 1998, UMKM berhasil bertahan di tengah gempuran krisis keuangan. Di Covid-19 UMKM pun harus bisa bertahan dan menjadi solusi bagi masyarakat sebagai penopang ekonomi.

Sentuhan baru saat ini yang harus dilakukan pelaku UMKM dengan memanfaatkan teknologi. Kemudahan teknologi internet membuat Anda harus bisa bersaing dengan bisnis berbagai ukuran. Adapatasi bisnis di new normal menjadi kunci untuk lebih fokus pada penggunaan teknologi dalam menjalankan bisnis. Adopsi teknologi menjadi prioritas yang dibutuhkan bisnis di new normal.

Penutup

Akhir kata, adaptasi bisnis di new normal menjadi salah satu kunci untuk tetap bisa survive dan bertahan. Caranya: buatlah pelanggan nyaman dengan bisnis Anda, melakukan komunikasi, dan fokus untuk melayani dengan cara fleksibel akan membantu bisnis untuk tetap berjaya di tengah pandemi.


Emkay Frizz Happy Sour
Jasa Pembuatan Website

Related posts

Awal Tahun masih nganggur? 7 Solusi Cepat Punya Penghasilan Di Awal Tahun

Ayu Lusiani

Mengatasi Kekacauan Hidup dengan Decluttering: Tips dan Metode yang Efektif

Agung

Sudah Siap Menjadi Digital Nomad Mapan Bisa Nikmati Hidup Semau Anda?

Ayu Lusiani

Leave a Comment