Rubah Gayamu
Lifestyle

Tips Tentang Pernikahan

Emkay Blast Lite

Setiap pernikahan pasti akan menghadapi tantangan, namun dengan persiapan yang baik, kamu dapat menghadapinya dengan lebih mantap. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang menandakan seseorang telah siap untuk menikah dan dapat membantu dalam mengambil keputusan penting ini.

1. Kematangan Usia dan Kepribadian

Di Indonesia, standar minimal usia pernikahan adalah 19 tahun baik untuk pria maupun wanita. Namun, kematangan tidak hanya ditentukan oleh usia, tetapi juga oleh kepribadian seseorang. Pertanyaan yang perlu diajukan pada diri sendiri adalah, apakah kamu bersedia untuk melakukan kompromi demi membangun rumah tangga dengan seseorang yang memiliki perbedaan denganmu? Apakah kamu siap untuk menghadapi berbagai urusan keuangan dan administrasi yang akan dihadapi bersama pasangan setelah menikah? Mampukah kamu mengembangkan sikap dewasa seperti mendengarkan, introspeksi, dan mengelola konflik dengan baik?

2. Rencana Finansial yang Matang

Jangan anggap remeh masalah finansial sebagai syarat kesiapan menikah. Kamu tidak perlu menjadi orang kaya, tetapi memiliki rencana finansial yang matang adalah hal yang penting. Minimalnya, kamu harus memiliki tabungan, tidak memiliki utang besar, dan memiliki pekerjaan atau sumber penghasilan yang legal. Kamu dan pasangan juga perlu memiliki kecerdasan finansial yang cukup. Hal ini mencakup kemampuan menabung, mengelola pengeluaran, dan mempertimbangkan investasi atau sumber pendapatan jangka panjang, terutama jika berencana untuk memiliki anak.

3. Keselarasan Visi dan Pandangan Hidup dengan Pasangan

Pasangan yang ideal adalah mereka yang memiliki keselarasan visi dan pandangan hidup. Meskipun kamu dan pasangan mungkin memiliki perbedaan, hubungan pernikahan cenderung lebih harmonis jika keduanya mampu menyatukan visi pernikahan. Selain itu, memiliki pandangan hidup yang sejalan juga dapat mempengaruhi kualitas hubungan pernikahan. Pandangan hidup ini mencakup berbagai hal, seperti pandangan tentang moralitas, arti menjadi suami/istri, hubungan dengan orang tua dan anak-anak, pandangan tentang isu-isu penting, dan lain sebagainya. Kamu dan pasangan mungkin memiliki pandangan yang berbeda, namun pastikan selalu membuka hati dan pikiran untuk belajar dan menerima perbedaan tersebut.

4. Mampu Membahas Topik Penting Secara Terbuka

Kesiapan menikah juga dapat dilihat dari bagaimana kamu dan pasangan membahas topik-topik penting sebelum menikah. Topik-topik ini meliputi agama, keuangan, batasan dalam hubungan seksual, serta kebijakan terkait perencanaan memiliki anak atau tidak. Banyak pasangan yang mengabaikan atau lupa untuk membahas hal-hal ini sebelum menikah, yang dapat berdampak negatif pada pernikahan mereka. Padahal, hal-hal ini merupakan aspek penting dalam menjalani pernikahan yang harmonis.
Sebelum menikah, penting untuk kamu dan pasangan membahas secara terbuka mengenai pemeriksaan kesehatan (termasuk pemeriksaan penyakit menular seksual), hal-hal yang membuat masing-masing nyaman dan tidak nyaman dalam hubungan intim, rencana memiliki anak, serta pembagian tugas rumah tangga. Jika salah satu atau keduanya enggan membicarakan hal ini secara terbuka, maka kesiapan menikah perlu dipertanyakan.

5. Berbagi Visi Jangka Panjang tentang Pernikahan

Menikah bukan hanya soal romansa jangka pendek, bulan madu, atau pamer di media sosial. Menikah adalah sebuah komitmen yang membuatmu harus berpikir jangka panjang dan memiliki visi bersama. Kamu tidak perlu membuat rencana yang terlalu kaku, namun orang yang sudah matang dan siap menikah biasanya memiliki pembicaraan tentang visi jangka panjang pernikahan, seperti rencana memiliki rumah, pendidikan anak, naik haji bersama, rencana pensiun, dan lainnya.

6. Merasa Aman dan Nyaman Bersama Pasangan

Ciri kesiapan menikah lainnya adalah merasa aman dan nyaman saat bersama pasangan. Rasa aman ini berarti kamu bebas menjadi dirimu sendiri tanpa perlu berpura-pura menjadi orang lain agar diterima. Kamu juga harus bisa memberikan rasa aman yang sama kepada pasanganmu sebelum memutuskan untuk menikah. Meskipun pasangan mungkin memiliki kebiasaan dan tabiat yang berbeda darimu, pasangan yang baik adalah mereka yang membuatmu merasa nyaman untuk berbagi isi hati tanpa takut dihakimi, serta mengingatkan ketika berbuat salah tanpa takut disakiti atau diperlakukan dengan buruk. Ingatlah bahwa hal ini tidak hanya berlaku untuk pasanganmu, tetapi juga untuk dirimu sendiri.

7. Mampu Mengelola Konflik secara Dewasa

Pernikahan yang harmonis bukan berarti tidak ada konflik sama sekali. Setiap hubungan jangka panjang pasti akan menghadapi konflik, baik yang kecil maupun besar. Salah satu ciri kesiapan menikah adalah kemampuan untuk mengelola konflik dengan dewasa. Hal ini mencakup kemampuan untuk berdiskusi dengan baik, berani mengungkapkan perasaan secara jujur, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan menahan diri dari mengungkit hal-hal yang tidak relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.

Pengelolaan konflik secara dewasa juga berarti memiliki kesadaran untuk mencari bantuan dari pihak netral jika diperlukan. Misalnya, ketika menghadapi masalah pernikahan yang kompleks, orang yang matang secara mental tidak ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konsultan pernikahan bersama pasangan.

Kesimpulannya, kesiapan menikah bukanlah hal yang sepele dan tidak hanya ditentukan oleh usia saja. Kematangan emosional, keuangan yang stabil, keselarasan visi hidup, kemampuan untuk berkomunikasi terbuka, dan kesiapan menghadapi konflik adalah beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menikah. Memahami dan mempersiapkan diri secara matang sebelum memasuki kehidupan pernikahan akan membantu membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan pasangan.


Emkay Frizz Happy Sour
Jasa Pembuatan Website

Related posts

Co-Working Space Tempat Kekinian untuk Kerja Sambil Bangun Networking

Ayu Lusiani

Mengungkap Misteri Perasaan yang Mengguncang Hati

admin

Memahami Peran Humor dalam Kehidupan Sehari-hari

admin

Leave a Comment