Rubah Gayamu
Menggaet Konsumen Milenial
Insight

8 Tips Marketing Modern Menggaet Konsumen Milenial


Emkay Blast Lite

Semua industri saat ini menyasar kepada generasi milenial. Generasi milenial merupakan generasi dengan rentang usia 20-34 tahun. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) pada 2018 jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa, dan generasi milenial mencapai 23,95 %. Angka tersebut cukup besar. Milenial selalu menjadi target ‘empuk’ bagi pemasar. Tapi untuk bisa mendapatkan hati generasi milenial tidaklah mudah. Anda harus melakukan tips marketing modern agar milenial mau menggunakan produk atau layanan Anda.

­

Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dimana masyarakat produktif akan lebih banyak dan sebagian besar mereka adalah generasi milenial. Kondisi ini tentu bisa dimanfaatkan untuk meraih peluang ekonomi bagi Indonesia. Bonus demografi merupakan fenomena langka, karena hanya satu kali dalam sejarah suatu bangsa.

Bagi pemasar, masyarakat produktif merupakan target sasaran yang tepat. Mulai dari jurnalis hingga pemasar sangat sering menulis hingga menganalisisnya. Namun untuk mendapatkan hati para milenial ternyata tidaklah mudah bagi para pemasar, harus dengan kiat dan strategi pemasaran yang tepat.

Ada beberapa hal mengapa harus memperhatikan generasi milenial bagi pemasar dan pemilik brand:

Milenial Pasar Menguntungkan

Memang saat ini generasi bukanlah kelompok yang mencapai daya beli penuh dibandingkan generasi baby boomers. Milenial membentuk 25% populasi dengan perkiraan daya beli tahunan mencapai satu triliun dolar di Amerika, milenial menjadi pasar yang sangat mengutungkan bagi brand.

Tidak Memiliki Loyalitas Terhadap Brand

Penelitian yang dilakukan oleh Daymon Worldwide menunjukan bahwa 29% milenial akan kembali membeli produk yang sama. Skor yang cukup rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Angka tersebut menunjukan bahwa brand harus mampu berbuat lebih banyak untuk menarik pelanggan milenial.

Di Indonesia penelitian ini juga diungkapkan oleh Alvara Research Center bersama IDNTimes untuk memantau perilaku generasi milenial, hasilnya kajian tersebut menemukan Sembilan perilaku milenial, salah satunya memiliki loyalitas rendah terhadap suatu brand.

Pandai Bergawai

Pew Research menemukan bahwa 9 dari 10 milenial memiliki smartphone. Dengan ini menunjukan, bahwa generasi milenial sangat dekat dengan teknologi. Sehingga para pemasar harus mampu menciptakan konten-konten menarik yang bisa di konsumsi melalui smartphone.

Untuk mengambil hati generasi milenial, teknik pemasaran yang Anda lakukan juga tidak boleh sama dengan pemasaran kepada generasi baby boomers. Disini, Accurate.partners akan membantu Anda untuk membahas taktik penting dalam pemasaran kepada generasi milenial seperti yang dilansir dari blog.hubspot.com.

Bagaimana Menyasar Pasar Milenial

  1. Membangun Konten Otentik
  2. Singkirkan Metode Pemasaran Jadul
  3. Konten Informatif dengan Teknik Inbound Marketing
  4. Jangan Terlihat Menjual
  5. Fokus Pada Tujuan Jangka Panjang
  6. Ajak Kolaborasi
  7. Mudah dan Praktis
  8. Kesenangan dan Pengalaman

Membangun Konten Otentik

Salah satu karakter generasi milenial di Indonesia adalah connected. Hal ini yang tercermin pada milenial Indonesia. Mereka lebih senang berselancar di internet untuk chatting, jejaring sosial, dan browsing. Mereka selalu melihat sosial media dan website berbasis konten.

Rata-rata milenial menghabiskan waktu 4 jam untuk online dan menggunakan aplikasi per hari. Mereka sangat senang menjelajahi web, blog, dan media sosial karena merasa diberdayakan oleh konten yang luar biasa dan menarik. Mereka selalu berinteraksi terhadap konten yang mereka temukan di sosial media. Seperti menyukai, berbagi, dan mengomentari konten-konten yang mereka temukan. Milenial selalu menyukai konten yang benar-benar selaras atau otentik.

Saat ini perilaku dan pembelanja milenial selalu terinspirasi oleh orang-orang yang mereka kenal secara langsung atau online. Milenial selalu percaya terhadap pendapat otentik dari pengguna brand yang sudah membagikan pengalaman mereka secara online.

Pesan untuk para pemasar yang mau menyasar kaum milenial. Anda harus membuat konten otentik dan juga konten dengan bahasa mereka. Generasi milenial usia 18-34 tahun lebih senang mendengar atau membaca kata-kata yang biasa mereka dengar dari lingkungan sekitar mereka. Konten tersebut menuntut kenyamanan dan kepercayaan.

Ketika Anda memposting konten kepada audiens milenials, dengan bangga mereka membagikan kepada orang lain, artinya Anda sebagai pemasar sudah berhasil membangun hubungan merek konsumen yang nyata.

Singkirkan Metode Pemasaran Jadul

Milenial selalu ingin terhubung dan terlibat ketika mereka melakukan pembelian, pemasaran tradisional tidak mendukung hal ini. Metode pemasaran jadul seperti iklan di majalah, Koran, televisi dan radio bukanlah metode pemasaran yang diminati milenial. Anda harus hilangkan itu semua dan jangan pikirkan hal itu lagi.

Dalam benak generasi milenial, teknik pemasaran yang tidak personal dan hanya berfokus pada keuntungan perusahaan saja tidak akan menjadi daya tarik mereka. Hanya 1 % milenial menganggap bahwa iklan tradisional dapat membangun kepercayaan terhadap brand. Pemasar harus menggunakan tips marketing modern untuk menggaet para milenial.

Para milenial merupakan generasi yang dekat dengan teknologi dan selalu ingin terhubung. Mereka lebih percaya merek-merek yang di bahas di forum, blog, web, sosial media, dan YouTube. Milenial akan mencari tahu produk yang akan dibelinya, dengan membandingkan dari orang-orang yang sudah menggunakan produk tersebut.

Sangat sedikit milenial yang percaya terhadap iklan yang dibuat oleh brand. Para milenial akan terinspirasi menggunakan produk dari rekan-rekan atau konten otentik dari orang-orang yang memiliki pengaruh di media sosial.

Konten Informatif Dengan Inbound Marketing

Anda sebagai pemasar ingin menawarkan kepada para  milenial, tentu satu hal yang harus Anda ingat milenial tidak menyukai diberikan berbagai brosur hingga dijejelin produk. Mereka lebih menyukai konten informatif dengan teknik inbound marketing.

Mengutip dari Panduanim.com mengenai Inbound marketing merupakan strategi marketing modern dimana brand berupaya agar calon konsumen lah yang tertarik ingin mencari produk Anda. Caranya dengan menyediakan konten-konten yang mampu menarik perhatian dan mendorong mereka untuk menjadi pelanggan.

Salah satu hal yang paling disukai oleh generasi milenial, mereka sangat menginginkan e-book, whitepaper, posting blog, video, dan podcast untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk. Cara ini juga menjadi salah satu kriteria agar pemasar dipandang sebagai ahli pada brand tersebut. Bukan alih-alih sekedar menawarkan tanpa mengenal brand lebih dalam.

YouTube menjadi salah satu teknik inbound marketing yang bisa Anda gunakan untuk mengenalkan brand Anda kepada milenial. Mengapa? Karena hampir 54% milenial menonton YouTube setiap hari. Mereka tidak hanya mencari hiburan, tetapi mencari suatu brand yang memang mereka minati  untuk di beli atau di konsumsi.

Jangan Terlihat Menjual

Milenial sangat tidak suka ketika mereka merasa ditawarkan secara langsung sebuah produk secara personal. Tetapi milenial sangat menyukai konten informatif yang mampu membuat mereka menentukan keputusan. Jadi, Anda jangan hanya fokus membuat iklan untuk keuntungan semata, tetapi Anda juga harus memikirkan bagaimana konten yang Anda buat bisa membuat milenial berminat terhadap brand Anda.

Perkenalkan secara organik agar mereka mau membeli. Jangan pernah terlihat “memaksa” konsumen milenial agar mereka membeli produk Anda. Itu tidak akan menjamin mereka akan mau membeli brand Anda. Teknik pemasaran modern kepada milenial satu ini masih belum banyak yang memahaminya dengan baik.

Fokus Pada Tujuan Jangka Panjang

Para milenial tidak suka dengan penawaran yang “dipaksakan.” Mereka tidak menyukai sales konvensional dalam menawarkan produk. Milenial lebih suka dengan konten yang bisa memiliki nilai informatif tinggi. Konten otentik sangat penting, dibandingkan penawaran produk dengan gimik.

Mengapa tidak perlu menggunakan marketing gimik? Bisa saja hal itu hanya membuat konsumen milenial membeli produk hanya karena mereka mendapatkan gimik. Apa lagi, milenial bukanlah pelanggan yang memiliki loyalitas tinggi. Loyalitas mereka kepada brand masih sangat rendah, sebagai pemasar Anda harus mampu meningkatkan loyalitas pelanggan milenial, agar mereka mau membeli produk Anda selalu.

Ajak Kolaborasi

Saat ini, milenial sangat tertarik apabila mereka dilibatkan dalam menciptakan produk. Perusahaan pada umumnya menciptakan sebuah produk dan berharap target pasar akan membeli produk tersebut. Saat mereka menyasar kepada milenial, hal ini tidak bisa dilakukan. Sebab milenial ingin terlibat dalam pembuatan produk.

ajak kolaborasi untuk menggaet konsumen milenial

Brand harus mampu membangun hubungan dengan pelanggan dengan mendorong ekspresi diri mereka dan membantu mereka untuk membangun produk mereka sendiri. Cara termudah, Anda bisa melibatkan konsumen dalam membuat konten pemasaran. Kolaborasi memang sangat diperlukan sebagai salah satu tips marketing modern yang harus diterapkan pemasar.

Anda sebagai brand bisa melakukan sayembara dalam blog, video, ilustrasi, dan animasi yang bisa digunakan sebagai campaign produk Anda ke masyarakat luas. Cara ini telah dilakukan oleh Coca Cola untuk lebih dekat kepada pelanggan milenial mereka.

Mudah dan Praktis

Milenial tidak suka dengan sesuatu yang sulit. Mereka ingin mendapatkan sebuah brand dengan mudah dan praktis, bahkan instan. Mereka tidak menyukai berbagai hal yang berbelit-belit. Milenial suka untuk membayar lebih hanya untuk mendapatkan suatu brand dengan mudah dan praktis, dibandingkan dengan harga murah tetapi sulit diperoleh.

Kemudahan menjadi kunci bagi brand untuk bisa mendapatkan hati milenial. Banyak brand yang gagal, karena mereka tidak mengetahui karakter milenial. Anda wajib mengetahui teknik pemasaran modern kepada milenial untuk bisa mendapatkan hati milenial.

Saat ini, pembayaran dengan metode cashless menjadi pilihan para milenial. Mereka enggan mengantongi uang banyak. Mereka lebih menyukai setiap metode pembayaran cashless untuk membayar sesuatu. Terbukti, dari semakin ramainya pemain uang digital di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Selain itu, jika Anda memiliki website penjualan produk, alur dan penjelasan yang mudah lebih disukai oleh milenial dibandingkan alur yang sulit. Mereka menginginkan kemudahan dalam setiap transaksi dan pembelian. Ini akan menjadi salah satu daya tarik para milenial dalam menggunakan brand yang Anda miliki.

Kesenangan dan Pengalaman

Generasi milenial cenderung mendambakan pengalaman berbelanja lebih dari pembelian. Mereka senang menjelajah brand yang akan mereka beli. Caranya dengan melakukan eksplorasi online sebelum mereka melakukan pembelian langsung. Maka dari itu, pemasar harus mampu menciptakan konten-konten menarik untuk bisa meraih konsumen potensial dari kalangan milenial.

Pengalaman belanja menjadi sebuah tindakan ekspresi pribadi menjadi contoh bagaimana mereka mendapatkan pengalaman dalam berbelanja. Apapun platform yang Anda gunakan, Anda harus memasarkan kepada milenial dengan cara menghibur dan membuat mereka terlihat secara efektif serta menginspirasi aktivitas mereka.

Pemasaran ke Milenial memang bukan tugas mudah. Seperti membangun rencana jangka panjang, karena mereka menginginkan pengalaman otentik ketika berbelanja. Buatlah konten informatif dan edukatif, melayani dengan baik, hingga mendengarkan apa yang menjadi suara mereka.

Kesenangan dan pengalaman menjadi ciri khas nagi milenial dalam memilih brand bagi kebutuhan mereka. Memang tidak mudah dalam melakukan tips marketing modern bagi brand untuk bisa menggaet milenial.

Bagaimanapun milenial bisa menjadi pasar potensial untuk brand Anda. Apapun brand Anda, jika Anda menawarkan suatu produk layanan untuk membantu usaha dan bisnis. Banyak milenial yang sudah melangkah untuk berbisnis, dan aktivitas lain yang dilakukan baby boomers. Milenial masih menjadi pasar potensial untuk setiap brand. Namun diperlukan tips marketing modern untuk bisa menggaet konsumen milenial.


Jasa Pembuatan Website

Related posts

17 Kemampuan Seorang Pengusaha untuk Menjadi Entrepreneur Sejati

Ayu Lusiani

3 Strategi Adaptasi Bisnis Di New Normal yang perlu Di Adopsi

Ayu Lusiani

Pelajari, 5 Skill Wajib Menghadapi 2021 yang Harus Di Kuasai

Ayu Lusiani

Leave a Comment